Ternyata di daerah dingin dan kaya sumber air juga butuh hidrogel

Dalam beberapa bulan terakhir, kami memperoleh order hidrogel dalam jumlah agak besar untuk dikirim ke daerah – daerah yang sebenarnya tidak membutuhkan hidrogel. Kenapa tidak membutuhkan hidrogel? Karena daerah – daerah tersebut kaya sumber air, air ada di sepanjang tahun, padahal kita ketahui, hidrogel dibutuhkan untuk mengatasi atau minimal menjaga suplai air terhadap tanaman agar kontinyu dan ada selama dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.
Daerah – daerah seperti Bogor dan Bandung di Jawa Barat, Dieng di Jawa Tengah, Malang dan Pandaan di Jawa Timur, Brastagi di Sumatera Utara adalah daerah dataran tinggi dengan suhu rendah dan kaya akan sumber air. tetapi dalam kenyataannya, kami juga mengirim hidrogel ke daerah – daerah tersebut. Ketika kami tanyakan kepada pembeli tersebut, ada beberapa alasan mengapa masih menggunakan hidrogel padahal banyak sumber air yang bisa dimanfaatkan.
Berikut sebagian alasannya:

1. Menghemat biaya
Dengan aplikasi hidrogel, kita bisa menghemat biaya tenaga kerja, karena jika mempekerjakan orang, apalagi dengan lahan yang cukup luas, tentu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak sedikit, satu orang tenaga kerja, paling tidak digaji 50.000 – 100.000 rupiah per hari. Jika tenaga kerjanya ada beberapa orang, bisa dibayangkan berapa biaya yang dikeluarkan.
Dengan aplikasi hidrogel, kita hanya perlu mempekerjakan tenaga kerja satu minggu sekali atau dua minggu sekali, ada banyak penghematan yang bisa dilakukan.

2. Jauh dari sumber air
Aneh kan? Di setiap tempat di daerah – daerah tersebut, pasti ada sumber air tanah, tetapi kenapa beralasan jauh dari sumber air? Ternyata alasan keamanan yang menjadi penyebabnya, kita harus menyediakan pompa air dan selang untuk kegiatan penyiraman tanaman, pompa air dan selang ini sering hilang karena berada di lokasi terbuka, luas dan kurang pengawasan.
Karena itu, solusi hidrogel digunakan sebagai jalan tengah agar tidak perlu menyediakan pompa air dan selang, pompa air dan selang hanya didatangkan 1-2 kali dalam satu bulan.

3. Untuk pengiriman tanaman ke luar kota
Di daerah – daerah yang saya sebutkan di atas, ada banyak usaha pembibitan dan pembiakan bunga dan tanaman hias lainnya, kebanyakan tanaman hias ini di kirim ke kota – kota besar di sekitarnya, misalnya Jakarta, bandung, Surabaya. Bahkan dikirim ke luar pulau.
Untuk durasi pengiriman tidak sampai satu hari, tanaman masih cukup kuat, tetapi jika durasi pengiriman yang lebih dari satu hari, dengan kondisi yang tidak ideal, tentu akan membuat tanaman menjadi stress dan tidak “indah” lagi.
Dengan aplikasi hidrogel, akan membuat tanaman lebih tahan terhadap situasi yang kurang ideal tersebut, lingkungan hidrogel juga cenderung lebih “dingin”.

Sudah tahu kan alasannya? Jika kami mengirim hidrogel ke Nusa Tenggara, Ternate, atau Gunung Kidul di Yogyakarta hal tersebut adalah sangat wajar, karena daerah – daerah tersebut memang terkenal “miskin” air, maka hidrogel digunakan untuk mengatasi lahan yang kekurangan air tersebut.

Hydrogel, Media Tanam Bunga Bebas Kotor

Hydrogel, Media Tanam Bunga Bebas Kotor
Hobi merawat tanaman, tetapi tidak mau kotor karena tanah atau bertemu dengan cacing yang seringkali menjijikkan? jangan berkecil hati tidak dapat memelihara tanaman. Karena ada salah satu media tanam pengganti tanah tapi tetap bisa ditumbuhi tanaman.
Salah satu media tanam tersebut, yaitu hydrogel. Hydrogel terbuat dari polimer (senyawa kimia yang terdiri dari monomer yang berkumpul menjadi satu) seperti plastik.
Sebelum dapat digunakan menjadi media tanam, polimer tersebut direndam dulu dengan air selama 4 jam. Polimer berbentuk bulat dan berwarna-warni, yang berukuran kecil akan berubah menjadi sebesar kelereng.
Tanaman yang dapat ditanam di media tersebut, di antaranya red sumatera, daun dolar, gelombang cinta, bunga potong, dan pembibitan tanaman buah-buahan seperti belimbing dan mangga.
“Kelebihan hydrogel dibandingkan dengan tanah, dapat menyerap air 100 kali lebih cepat dibandingkan dengan tanah,” kata bagian pemasaran Adelia Kreasi Rosyanti di Cooperative Fair ke-8 dan Halal Fair ke-6 di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Sabtu (23/7/2011).
Selain itu, pemberian air cukup dilakukan satu kali dalam sebulan, tidak seperti tanah yang harus dilakukan setiap hari. Meski begitu, kandungan unsur yang dibutuhkan tanaman tetap dimiliki media tanam ini.
“Seperti bunga potong sedap malam, jika direndam dalam air hanya tahan 3 hari, sedangkan dengan menggunakan hydrogel dapat tahan sampai sebulan,” terangnya.
Media tanam ini, memiliki kekuatan selama dua tahun untuk dipergunakan, lama-kelamaan hydrogel akan mengecil. Jika akan disimpan dalam rumah, tanaman tidak akan menjadi sarang nyamuk, seperti yang terjadi jika menggunakan media air
Sumber: inilahjabar.com

Hobi merawat tanaman, tetapi tidak mau kotor karena tanah atau bertemu dengan cacing yang seringkali menjijikkan? jangan berkecil hati tidak dapat memelihara tanaman. Karena ada salah satu media tanam pengganti tanah tapi tetap bisa ditumbuhi tanaman.

Salah satu media tanam tersebut, yaitu hydrogel. Hydrogel terbuat dari polimer (senyawa kimia yang terdiri dari monomer yang berkumpul menjadi satu) seperti plastik.

Sebelum dapat digunakan menjadi media tanam, polimer tersebut direndam dulu dengan air selama 4 jam. Polimer berbentuk bulat dan berwarna-warni, yang berukuran kecil akan berubah menjadi sebesar kelereng.

Tanaman yang dapat ditanam di media tersebut, di antaranya red sumatera, daun dolar, gelombang cinta, bunga potong, dan pembibitan tanaman buah-buahan seperti belimbing dan mangga.

Selain itu, pemberian air cukup dilakukan satu kali dalam sebulan, tidak seperti tanah yang harus dilakukan setiap hari. Meski begitu, kandungan unsur yang dibutuhkan tanaman tetap dimiliki media tanam ini.

“Seperti bunga potong sedap malam, jika direndam dalam air hanya tahan 3 hari, sedangkan dengan menggunakan hydrogel dapat tahan sampai sebulan,” terangnya.

Media tanam ini, memiliki kekuatan selama dua tahun untuk dipergunakan, lama-kelamaan hydrogel akan mengecil. Jika akan disimpan dalam rumah, tanaman tidak akan menjadi sarang nyamuk, seperti yang terjadi jika menggunakan media air

Sumber: inilahjabar.com

RAGAM MEDIA TANAM: Salah satunya adalah hidrogel

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.

Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.

Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya. 8erdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.

A. Bahan Organik

Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.

Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.

8eberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.

1. Arang

Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat coeok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.

Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau eendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.

Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipeeah menjadi potongan-potongan keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan peeahan arang yang berukuran panjang 3 em, lebar 2-3 em, dengan ketebalan 2-3 em. Untuk wadah (pot) yang lebih keeil, ukuran peeahan arang juga harus lebih kecil.

2. Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.

Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecillainnya.

Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

3. Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam Il1emperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.

Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu Ydng telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan I IL,rubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.

4. Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.

Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.

S. Pupuk kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.

Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.

Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

6. Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ,I ‘iJdiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.

Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena
sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.

Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

7. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.

Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.

Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.

8. Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)

Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa
menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.

B. Bahan Anorganik

Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.

1. Gel

Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu atau ruang kerja.

Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga.

Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.

2. Pasir

Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.

Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses 😮 ::misahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau ~’lgin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan ::emupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.

Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.

Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).

3. Kerikil

Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang :idakjauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.

Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.

4. Pecahan batu bata

Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam
ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.

5. Spons (floralfoam)

Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spans sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.

Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.

6. Tanah liat

Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.

Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.

7. Vermikulit dan perlit

Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,

vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.

Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.

Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.

8. Gabus (styrofoam)

Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.

Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Jntuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.

Sumber: http://www.kebonkembang.com

Sirih Belanda pada media hidrogel

Sirih belanda yang ditanam pada media hidrogel

 

sirih belanda
sirih belanda

Tanaman lebih indah ditanam pada hidrogel

Bukan hanya tampilan tanaman dan aksennya yang tampak lebih gaya dan indah dipandang mata, tetapi hidrogel juga mampu memberikan sentuhan lain pada tanaman, khususnya bunga.

Dengan menanam bunga pada media hidrogel, bunga menjadi “hidup” dalam arti bahwa beberapa bagian dari bunga menjadi lebih bagus dan indah.

Contoh yang diberikan disini adalah daun tanaman. Jika sebelumnya tanaman di tanam pada pot biasa, daun tanaman nampak biasa – biasa saja. Akan tetapi setelah ditanam pada media hidrogel, daun tanaman menjadi lebih cerah, mengkilap dan lebih bersih jika dibandingkan dengan sebelum ditanam pada media hidrogel.

daun baru pada media hidrogel
daun baru pada media hidrogel

Foto di atas adalah tanaman yang sudah kurang lebih satu bulan berada pada media hidrogell. Sudah tumbuh satu buah daun baru. Jika diperhatikan, daun baru tersebut nampak lebih cerah dan lebih sehat jika dibandingkan dengan daun yang lain yang sebelumnya berada pada pot biasa.

Kenapa bisa ? Karena dengan menanam pada media hidrogell, kita bisa “mengawasi” zat – zat nutrisi apa saja yang bisa masuk ke dalam tanaman. Beda dengan jika ditanam pada pot biasa, berbagai macam “makanan” masuk ke dalam tanaman sehingga lebih tidak terkontrol.

Hidrogel: Media Tanam Unik dan Menarik untuk Hidroponik

Hydrogel adalah penemuan terbaru yang menarik untuk mempermudah sistem pertanian hidroponik. Kristal-kristal polimer ini bisa dijadikan media tanam yang praktis karena sifatnya yang mampu menyerap air, sehingga pekebun akan dibebaskan dari rutinitas menyiram tanaman, selain itu dengan keanekaragaman warnanya bisa memperbaiki penampilan tanaman secara keseluruhan, karena bisa disesuaikan dengan selera dan diselaraskan dengan warna tanaman. Hal ini dapat menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias yang ditempatkan di ruang tamu atau di ruang kantor.

Selain sebagai media tanam bagi tanaman hias, hidrogel juga cocok untuk perkebunan dan hutan tanaman industri. Hidrogel digunakan sebagai campuran untuk menyempurnakan tanah. Jeli dari hidrogel lazim pula digunakan untuk budidaya jamur shiitake. Selain itu gel ini berguna bagi pertanian di kota-kota besar yang lahannya sempit serta kualitas tanahnya jelek. Sedikit tanah, diberi campuran hidrogel dan pupuk, bisa menjadi media yang baik untuk berkebun. Menurut ensiklopedia Wikipedia, hydrogel adalah suatu jaringan rantai-rantai polimer yang mudah menyerap air, hidrogel adalah polimer penyerap super (superabsorbent), ia dapat mengandung air hingga 99%. Hidrogel adalah kristal-kristal pengisap air, mampu menyerap air 600 kali dari bobotnya. Kristal-kristal ini tampak seperti butiran-butiran kecil kwarsa sebelum jenuh dengan air, dan mirip cabikan jeli jernih bila air ditambahkan.

Bahan-bahan pembentuk hydrogel biasanya terdiri dari polyvinyl alcohol, natrium polyacrylate, polimer-polimer acrylate lainnya dan ko-polimer dengan kelompok hydrophilic (pengikat air) yang melimpah. Pada awalnya hidrogel digunakan untuk diaper sekali pakai dimana ia dapat “menangkap” urin, untuk handuk-handuk kesehatan, lensa-lensa kontak (hidrogel silikon, polyacrylamides), elektroda-elektroda medis (polyethylene oxide, polyAMPS dan polyvinylpyrrolidone). Juga digunakan untuk operasi payudara, pembalut luka bakar, wadah obat-obat ionis, dan butiran untuk mempertahankan kandungan air tanah di kawasan tandus.

HIDROGEL atau dikenal juga sebagai polimer penyerap super (super-absorbing polymer –SAP) juga terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Produk hidrogel terbaru ini dikembangkan oleh seorang insinyur polimer dari Universitas Waseda, Jepang, Prof. Yuichi Mori. SAP jenis baru ini dinamakan ‘Sky Gel’, dan secara meluas telah digunakan untuk taman-taman atap, rehabilitasi hutan, kultur jaringan, hidroponik dan aeroponik.

“Sky Gel memiliki sifat menahan air yang sempurna, dan dalam eksperimen dengan tanaman radish dan mentimun menunjukkan gel ini secara terus menerus meningkatkan ujung tumbuh dan perakaran. Ketika Sky Gel diaplikasikan pada zona akar, zat ini mampu menahan kadar air dan secara lambat melepaskannya ke tanaman yang sedang tumbuh. Sky Gel berada di balik keberhasilan proyek stabilisasi kemiringan bukit-bukit di Gunung Fuji, dan mampu menghentikan lajunya gurun pasir. Mampu menahan erosi angin dan menstabilkan bukit-bukit pasir,” terang Prof. Mori.
SAP konvensional (jalinan silang sodium polyacrylate) memiliki kemampuan menyerap air dengan sempurna (hingga 200 ml air

per gram SAP), dan sangat dipercaya dalam menjaga tumbuhan dalam penyerapan airnya. “Kunci Sky Gel ada pada sifat pertukaran ionnya – yaitu penyerapan ion kalsium, yang penting untuk tanaman tumbuh serta pelepasan ion natrium, yang berbahaya bagi tumbuhan,” tegas Prof. Mori. Bila SAP ditambahkan di atas konsentrasi kritis (di atas 0,1 volume persen) pada tanah, tumbuhan bisa kekurangan perkecambahan dan hambatan untuk tumbuh. “Kami mensintesa Sky Gel dengan secara parsial menggantikan kelompok natrium acrylate SAP dengan kalsium acrylate dan kelompok asam acrylic.